Tampilkan postingan dengan label Kelas XI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kelas XI. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 September 2017

BERAPRESIASI SENI BUDAYA

Apresiasi berasal dari bahasa latin appretiatus yang lebih kurang mempunyai   arti mengerti   serta   menyadari   sepenuhnya   hingga   mampu menilai dengan   semestinya. Dalam   hubungannya   dengan   seni  kata   apresiasi mempunyai arti  mengerti dan  menyadari  tentang  hasil  karya seni  serta menjadi  peka terhadap  nilai estetisnya, sehingga  mampu menikmati  dan menilai  karya  seni tersebut. Dalam pengertian yang lebih  luas,  apresiasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang menikmati, mengamati, menghayati  serta menilai sekaligus  memberi masukan berupa kritikan yang objektif tanpa kehilangan rasa simpati terhadap sebuah karya seni.
Apresiasi mempunyai tiga tingkatan, yaitu :
a.  Apresiasi  empatik  adalah  apresiasi  yang  hanya  menilai  baik  dan kurang         baik  hanya  berdasarkan  pengamatan  belaka.  Apresiasi atau penilaian ini             biasanya        dilakukan  oleh orang awam yang tidak punya pengetahuan dan           pengalaman dalam       bidang seni.

b. Apresiasi  estetis  adalah  apresiasi  untuk  menilai  keindahan  suatu karya            seni.   Apresiasi pada tingkat ini dilakukan  seseorang setelah mengamati  dan        menghayati karya seni secara mendalam.

c.  Apresiasi  kritis  adalah  apresiasi  yang  dilakukan  secara  ilmiah  dan                sepenuhnya    bersifat  keilmuan   dengan      menampilkan      data  secara tepat,      dengan analisis,       interpretasi, dan penilaian yang bertanggung jawab.
Apresiasi  ini  biasanya  dilakukan  oleh  para  kritikus  yang  memang secara khusus  mendalami  bidang tersebut.  Dalam suatu apresiasi  akan terjalin komunikasi antara si pembuat karya seni (seniman) dengan penikmat karya seni (apresiator). Dengan adanya komunikasi timbal-balik ini, seniman diharap mampu mengembangkan   kemampuannya   untuk  dapat membuat karya seni yang lebih bermutu.

Secara teoretik menurut Brent G. Wilson dalam bukunya Evaluation of Learning in Art Education, apresiasi seni memiliki tiga domain, yakni: perasaan (feeling), dalam konteks ini terkait dengan perasaan keindahan, penilaian (valuing) terkait dengan nilai seni, dan empati(emphatizing), terkait dengan sikap hormat kepada dunia seni rupa, termasuk kepada profesi.seniman, yaitu perupa (pelukis, pematung, penggrafis, pengeramik, pendesain, pengriya, dan lain-lain).

1. Pengembangan Sikap Apresiatif Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari,      Seni Teater

Pada hakikatnya semua manusia dianugerahi oleh Tuhan apa yang disebut “sense of beauty”, rasa keindahan. Meskipun ukurannya tidak sama pada setiap orang, jelas setiap manusia sadar atau tidak menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika kita memantas diri dalam berpakaian, memilih dasi, memilih sepatu, dan berdandan (sekedar contoh). Senantiasa rasa keindahan berperan memandu perilaku kita untuk memilih apa yang kita anggap menampilkan citra harmonis yang pada umumnya kita sebut tampan, gagah, cantik, ayu, rapi. Dalam bahasa sehari-hari, yaitu penggunaan kata “lain” menyebut fenomena keindahan. 
Demikian pula dalam melengkapi kebutuhan hidup, kita selalu dipandu oleh rasa keindahan. Katakanlah dalam menata arsitektur rumah tinggal, memilih perabotan rumah tangga, televisi, kulkas, otomotif, sampai kepada pembelian piring, sendok, garpu, dan segala macam barang yang kita gunakan di kota. Demikian pula pada kehidupan di desa, hampir semua benda yang dibutuhkan memiliki kaitan dengan rasa keindahan dan seni, seperti kain tenun, keris, batik, ornamen, busana, keramik, perhiasan, alat musik, dan banyak lagi.

Hal yang sama terdapat pula di daerah pedalaman, betapapun sederhana tingkat kehidupan manusia, dalam perlengkapan dan peralatan hidupnya, seperti busana, tata rias, motif ornamen, tari-tarian, musik, dan banyak sekali karya-karya seni etnik yang sangat indah dan mengagumkan. Dengan uraian ini, menjadi jelas bahwa seni terdapat di mana-mana. Itulah sebabnya kesenian secara antropologis ditempatkan sebagai unsur kebudayaan yang universal, sama seperti rasa keindahan yang juga bersifat universal. 

Tingkat kepekaan perasaan keindahan akan berkembang lewat kegiatan menerima (sikap terbuka) kepada semua manifestasi seni rupa, mengapresiasi aspek keindahan dan maknanya (seni lukis, seni patung, seni grafis, desain, dan kriya) menghargai aspek keindahan dan kegunaannya (desain produk atau industri, desain interior, desain komunikasi visual, desain tekstil, dan berbagai karya kriya (kriya keramik, tekstil, kulit, kayu, logam dan lain-lain). Melalui proses penginderaan, kita mendapatkan pengalaman estetis.

a. Seni Pertunjukkan ( Audio Visual)
Simak Video Koreografi Seni Tari dibawah ini, perhatikan  dan nikmati gerakan gerakan penari, komposisi musik dan tata lampunya !
Video 1:
(sumber : Video koreografi Tari Patih Ngalengka -Youtube-Jogja_Archive)

Video kedua dibawah ini adalah pertunjukkan teater. Amatilah dengan seksama, perbedaan apakah yang anda lihat dari  kedua video  pertunjukkan tersebut?
( sumber: Video  pementasan " Para Pensiunan "  Taeter Gandrik-Youtube )

b. Seni Musik (Audio)
Karya Seni Musik Pop Indonesia. Untuk mendengarkan  klik link     dibawah ini
( sumber : Lagu Galau  2020-Judika-Youtube )

c. Seni Rupa (Visual)
Karya seni rupa secara fungsional dibagi menjadi seni rupa murni dan seni rup terapan. Karya seni murni diciptakan untuk mengekspresikan jiwa, dalam hal ini termasuk didalamnya ide, konsep dan perasaan. Sedangkan karya seni rupa terapan pada waktu proses penciptaannya terkandung tujuan dan fungsi tertentu.Materi seni rupa dimensi selengkapnya bisa  di klik ðŸ‘‰senirupa dua dimensi.

Contoh seni rupa murni dua dimensi.  Sebuah lukisan kaligrafi karya AD Pirous, Maka Bertasbihlah dengan Menyebut Nama Tuhanmu Yang Maha Besar, media  acrylic, emas pada kanvasukuran 120 x 145 cm

sumber gambar : Buku Seni Budaya Kelas XI, Kemendikbud, 2017


Karya seni rupa murni tiga dimensi. Patung  karya Gregorius Sidharta berjudul Ayam Jantan berbahan bronze ukuran 80 x 70 x 25 cm.



Contoh karya seni rupa terapan dua dimensi. Kain tenun, kain sesek motif pucuk rebung dari Sumbawa.


sumber gambar : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia

Contoh karya seni rupa terapan tiga dimensi. Seni kerajinan anyaman bambu, wakul, tempat nasi.





Dari proses penghayatan yang intens, kita akan mengamalkan rasa keindahan yang dianugerahkan Tuhan itu dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan mengamati karya seni rupa murni dan seni rupa terapan, dalam arti praktis adalah kemampuan mengklasifikasi, mendeskripsi, menjelaskan, menganalisis, menafsirkan dan mengevaluasi serta  menyimpulkan  makna  karya seni. Aktivitas ini  dapat dilatih  sebagai kemampuan  apresiatif secara lisan maupun  tulisan.

Aktivitas pendukung, seperti membaca teori seni, termasuk sejarah seni dan reputasi seniman, dialog dengan tokoh seniman serta budayawan, merupakan pelengkap kemampuan berapresiasi, sehingga para siswa dapat menyertakan argumentasi yang logis dalam menyimpulkan makna seni.

Secara psikologis pengalaman  pengindraan  karya seni itu berurutan dari sensasi (reaksi panca indra kita mengamati seni), emosi (rasa keindahan), impresi (kesan pencerapan), interpretasi (penafsiran  makna  seni), apresiasi (menerima  dan  menghargai makna  seni, dan  evaluasi (menyimpulkan  nilai seni). 

Aktivitas ini berlangsung ketika seseorang mengindra karya seni, biasanya sensasi tersebut diikuti dengan aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi,  analogi, diferensiasi, dan  sintesis. 
Pada umumnya karya seni yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi pengamatnya.


 #materi senibudayakelasxi#apresiasisenitariteatermusikrupa#belajardarirumah





















Rabu, 15 Februari 2017

PERLENGKAPAN PAMERAN


Video berikut memperlihatkan penataan karya dua dan tiga dimensi yang sangat baik. 
Karya yang dipasang terlihat rapi dan megah. Pelajari cara mendisplay  karya dan 
perlengkapan yang digunakan!
A. Ruang Pameran
Ruang dalam penataan pameran terkait dengan persoalan pengelolaan lokasi dan materi pameran. Pameran seni rupa lazimnya dilakukan di galeri, musium atau artshop. Di sekolah ruangan yang dapat digunakan adalah ruang aula, ruang kelas,atau lorong-lorong sekolah.

Dalam konsep teknis , ruang dibagi menjadi ruang dalam (indoor) dan ruang luar (outdoor). Jika pameran di ruang dalam, karya yang disajikan disesuaikan dengan bentuk ruangan. Bila di luar ruangan keadaan cuaca harus diperhitungkan. Jika pameran di ruang dalam, bagian yang penting adalah memperhatikan bentuk ruangan, luas ruangan, dinding yang bisa dipergunakan untuk menempel lukisan, jendela dan pintu juga di perhatikan untuk disesuaikan dengan karya yang akan disajikan. Dibawah ini contoh ruang pameran indoor dan out door.

                          Gambar 1 : Pameran indoor "Installation View"  karya Agus Suwage
                                                          (sumber://https://indoartnow.com/)               

                                                             
         Gambar 2 : Pameran out door Artjog 10 di Yogyakarta "Floating Eyes"karya Wedhar Riyadi 
                                                              (https://thedisplay.net/2017/)                                                                        

B. Panil/Sketsel
Panil atau sketsel digunakan untuk memasang karya dua dimensi
dan  sebagai penyekat ruangan. Karya dua dimensi juga bisa
dipasang dinding tembok.

C. Pustek/standar display /level.
Pustek adalah kotak yang biasanya dibuat dari papan digunakan untuk
pemasangan karya seni tiga dimensi.

Gambar 3 : Memasang karya seni patung diatas pustek (sumber :fine artamerica.com)

D. Label.
Label adalah informasi atau keterangan karya yang dipamerkan dan ditempel dibawah atau disamping karya. Label sebaiknya seragam. Gunakan kertas yang baik dan dapat menempel pada dinding ,sketsel atau pustek. Lengkapi label dengan judul karya, nama perupa/seniman, medium,dan tahun pembuatan,

Gambar 4 : Contoh label lukisan 


E. Katalog
Katalog dalam pameran berfungsi sebagai alat promosi, referensi dan buah tangan.Katalog bisa dicetak di kertas atau dalam bentuk elektronik /Compact Disk atau DVD.

F. Buku Tamu dan Buku Kesan
Buku tamu berisi kolom nomor, nama, alamat/asal sekolah/kelas dan tanda tangan.
Berfungsi sebagai dokumentasi jumlah pengunjung pameran. Buku Kesan dan Pesan
untuk menampung tanggapan pribadi pengunjung pameran tentang penyelenggaran
pameran atau karya yang dipamerkan.

G. Tata Cahaya
Tata cahaya berfungsi untuk memperjelas karya yang dipamerkan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada panataan lampu di ruangan :
1. Lampu difokuskan pada obyek ( patung atau lukisan).
2. Lampu jangan diarahkan pada dinding yang kosong.
3. Pilih sudut arah cahaya antara 30-45 derajat arah vertikal.
4. Lampu tidak menyilaukan penonton.

Gambar 5 : Pemasangan lampu di ruangan pameran. (sumber : Buku Seni Budaya SMA Kelas X)


H. Fasilitas Pendukung
Fasilitas dan elemen pendukung pameran digunakan untuk memperindah bentuk display dan kenyamanan pengunjung.
1. Kursi untuk istirahat penonton ( bila ruangan cukup luas)
2. Tempat sampah
3. Pot bunga
4. Kipas angin/ AC

I. Teka teki Silang

Untuk mengingat bacaan diatas cobalah isi TTS dibawah ini !
1. Klik kotak yang akan diisi, kotak akan berwarna.
2. Isilah sesuai dengan jawaban dari pertanyaan.

Perlengkapan Pameran Crossword Puzzle » Crossword Puzzle





#perlengkapan pameran#sman2purwokerto#belajardarirumah#tts#crosswords#wfh#senibudaya

Rabu, 01 Februari 2017

PERSIAPAN PAMERAN


Setelah mengetahui pengertian ,tujuan dan fungsi pameran, materi selanjutnya
adalah mempersiapkan kegiatan pelaksanaan  pameran.

A. MERANCANG  PAMERAN

Rencana sebuah pameran perlu dirancang secara sistematis dan logis  agar
pada   pelaksanaannya  berjalan  lancar.  Tanpa perencanaan yang sistematis
sebuah pameran tidak dapat berjalan lancar  sesuai dengan yang diharapkan.
Pelajari tahapan umum dalam perencanaan penyelenggaran pameran
seni rupa berikut ini.

1. Menentukan Tujuan Pameran
Langkah awal yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah
menetapkan tujuan pameran.

2. Menentukan Tema Pameran
Tema  pameran ditentukan setelah tujuan pameran dirumuskan. Penentuan tema
berfungsi untuk memperjelas tujuan yang akan dicapai, dengan adanya tema
dapat memperjelas misi pameran yang akan dilaksanakan.

3. Menyusun Kepanitiaan
Untuk mencapai tujuan pameran kita perlu bekerjasama dan membagi tugas sesuai
kebutuhan (sangat tergantung dari apa yang dipamerkan,  di mana  pameran
diselenggarakan, dan siapa yang akan menyaksikan pameran tersebut).
Dengan demikian volume pekerjaanlah yang akan menentukan jumlah
dan  susunan panitia.

Biasanya, bentuknya  untuk  tingkat sekolah,struktur  panitia yang sederhana
sudah memadai. Terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan  sejumlah seksi-seksi:
ada yang mengurusi materi pameran (misalnya lukisan, karya desain,kria), display
atau kelompok kerja pemajangan karya, penata cahaya (mengurusi pencahayaan
karya dan ruang pameran). 

Pembuatan katalog (kelompok kerja yang mengurusi data karya, biografi pameris/perupa,
desain dan layout, pencetakan) kuratorial (penulisan naskah yang memberikan informasi
tentang karya-karya yang dipamerkan dan dimuat di katalog). Pembuatan label (informasi
singkat mengenai materi  : judul, tahun penciptaan, media, ukuran, pencipta).

 Gambar 1 :   Contoh halaman dalam katalog pameran seni rupa (sumber :http://bukalapak.com)
Di samping itu  ada juga seksi sponsor atau pencarian  dana, sekaligus bertugas mencari
pembicara dari kalangan perupa pada kegiatan diskusi (diskusi biasanya dilaksanakan 1
hari menjelang hari penutupan pameran), termasuk memilih “tokoh” yang meresmikan
pembukaan pameran. Seksi dokumentasi , publikasi (pembuatan poster, spanduk),  konsumsi,
perlengkapan,keamanan, dan seksi acara, baik dalam pembukaan pameran, pelaksanaan diskusi,
dan penutupan pameran.

Seksi lain yang diperlukan dapat ditambahkan pada struktur panitia pameran sesuai kebutuhan.
Untuk menjalankan tugas-tugas kepanitiaan, administrasi, rapat, dan kegiatan lainnya,
diperlukan ruangan khusus sebagai kantor atau ruang kerja Panitia Pameran.

Gambar 2. Contoh poster pameran seni rupa 
( sumber http://senirupa-unnes.com)
4. Menentukan Waktu dan Tempat Pameran
Menentukan waktu pameran bisa dilakukan saat tidak ada pembelajaran di sekolah pada akhir
semester atau pada acara memperingati hari ulang tahun sekolah. hal ini dimaksudkan agar
penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan dapat disaksikan oleh
segenap warga sekolah.

5. Menyusun Agenda Kegiatan
Penyusuan  agenda  kegiatan  dimaksudkan
untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan
kepada semua fihak yang berkaitan dengan
 proses   penyelenggaraan   pameran.
Agenda   kegiatan disusun  dalam  sebuah
tabel dengan  mencantumkan  komponen jenis
kegiatan  dan  waktu  (biasanya  dalam  bulan,  minggu  dan tanggal).

6. Menyusun Proposal Kegiatan Pameran
Banyak format penulisan proposal yang dapat digunakan, namun pada hakikatnya,
inti dari proposal ialah latar belakang pameran, dasar acuan kegiatan pameran, tujuan pameran, hasil dan dampak pameran yang diharapkan, tema pameran, waktu dan tempat, tata tertib dan lain-lain.

Biasanya  proposal dibuat untuk kepentingan mendapatkan ijin kegiatan, dari pihak sekolah/keamanan, pencarian sponsor, informasi bagi orang tua siswa, informasi bagi pers,
dan pihak-pihak  lain yang menjadi mitra kerja penyelenggaraan pameran. Oleh karena itu
kualitas penulisan dan tampilan  suatu proposal pameran usahakan seoptimal mungkin, untuk
mendapatkan simpati dan dukungan dari berbagai kalangan.

B. MEMPERSIAPKAN PAMERAN

Setelah menyusun perencanaan kegiatan pameran sejak menentukan tujuan hingga
pembuatan  proposal, maka kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan pelaksanaan
pameran. Kegiatan  utama  dalam persiapan  pameran  ini  menyiapkan  dan memilih
karya serta menyiapkan perlengkapan pameran

1. Materi Pameran
Materi pameran seni rupa di sekolah  terdiri dari tiga sumber. Pertama adalah
koleksi karya tugas-tugas siswa terbaik (seni lukis, desain, dan kria atau karya
yang lain) yang dipilih oleh guru dan dikoleksi selama 1 semester.

Kedua, adalah karya-karya siswa yang dibuat atas kehendak sendiri, di luar  tugas
yang diberikan oleh guru di sekolah. Dan yang ketiga, adalah karya-karya siswa yang
memenangkan lomba kesenirupaan (seni lukis, desain, kria, logo, animasi,
dan lain-lain) baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional, yang pernah
diraih oleh siswa yang sedang belajar efektif di sekolah yang mengadakan pameran.

Hendaknya materi pameran mencerminkan juga perkembangan kebudayaan  masa
kini,dimana karya-karya seni rupa  telah menggunakan media dan teknologi baru,
yang telah dipraktikkan oleh sebagian siswa (khususnya para siswa yang bersekolah
di kota- kota besar Indonesia), yakni seni di zaman elektronik, Seperti computer art, 
video art,web art, vector art, digital painting, dan lain-lain, sehingga pengunjung
pameran mendapatkan  sajian yang baru  dengan wawasan seni masa kini.

Digital Painting
Digital Painting adalah melukis / menggambar secara digital dengan menggunakan hardware (komputer) dan software pendukung, yang memudahkan dalam melukis.

Video Art
Video art adalah satu cabang seni media baru yang muncul akibat dari perkembangan teknologi. Suatu cabang seni yang pada awalnya merupakan perlawanan terhadap budaya TV di Amerika. Berbeda dengan cabang seni konvensional, video art bersifat konseptual dengan video sebagai media utamanya. 
Contoh karya Video Art.


2. Kurasi Pameran
Kurasi pameran  biasanya ditulis  kurator  seni rupa,  guru seni  budaya  (seni rupa),
dan dapat pula ditulis oleh siswa yang berbakat menulis  kritik seni. Penulisan iformatif
tentang koleksi materi  pameran  (seni lukis,  seni grafis, desain, kria, dan  lain- lain)
agar mudah dipahami oleh pengunjung pameran. Baik dari aspek konseptual, aspek visual,
aspek teknik artistik, aspek estetik, aspek fungsional, maupun aspek nilai seni, desain,
atau kria yang dipamerkan.

Fungsi seorang kurator antara lain menganalisis berbagai faktor keunggulan seni yang
dipamerkan, di samping menunjukkan pula kecenderungan kreatif  peserta pameran, baik
untuk bidang   seni lukis , desain, atau kria. Sehingga pengunjung mendapatkan bahan
banding  untuk  mengapresiasi karya yang  diamatinya. Artikel kurasi pameran  dimuat
dalam katalog pameran, sehingga  isinya menjadi topik bahasan yang menarik dalam
aktivitas diskusi yang dilaksanakan.

3. Aktivitas Diskusi
Kegiatan diskusi diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan pameran.  Tujuannya adalah
pengembangan wawasan dan  sikap apresiatif. Bagi  pameris  adalah ajang evaluatif
(mendapatkan masukan  dari  peserta  diskusi) dan  sekaligus sebagai peluang menjelaskan
gagasan dan  tujuan  seni yang diciptakannya, alia pertanggunggjawaban karya.

Sebagai pembicara  utama, biasanya dipilih pekritik seni rupa, atau tokoh lain yang dipandang
layak karena keahliannya telah diakui ditengah masyarakat. Pembicara menyampaikan
makalah sebagai topik kajian diskusi (makalah dibagikan kepada semua peserta).

Diskusi dipandu oleh moderator (yang berwawasan seni  baik), bisa oleh siswa, perupa,
atau guru seni budaya. Kegiatan diskusi dikelola olah panitia pameran, dan
didokumentasikan dalam bentuk cacatan tertulis, audio, foto, video, atau film,
sesuai kemampuan panitia pameran






Minggu, 29 Januari 2017

PAMERAN SENI RUPA

Sebelum kalian membaca materi pameran seni rupa dibawah ini, klik video penjelasan tentang pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan oleh kurator Mikke Susanto.

Setelah  melihat video diatas, tentu kalian  bisa menjawab pertanyaan dibawah ini :
 1. Apakah tema pameran dan tujuan diselenggarakannya pameran tersebut?
 2. Bagaimana pendapat kalian mengenai  penataan karya lukisan di tempat pameran ?

A. PENGERTIAN PAMERAN
Apakah pameran itu?
Pameran  pada  dasarnya  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  oleh seniman baik
secara perorangan maupun kelompok untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada
publik melalui media karya seni. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi
antara seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator.

Makna komunikasi di sini adalah, karya-karya seni rupa yang dipajang tersaji
dengan baik, sehingga para pemirsa dapat mengamatinya dengan nyaman untuk
mendapatkan  pengalaman  estetis  dan  pemahaman nilai- nilai seni yang dipamerkan.

Gambar 1 : Pameran karya dua dimensi (sumber gambar http ://robians.com)
Gambar 2 : Pameran karya tiga dimensi (sumber gambar http :// archive.ivaa-online.org)

B. TUJUAN PAMERAN
Penyelenggaraan pameran  memiliki beberapa tujuan seperti tujuan 
sosial dan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang 
berkaitan dengan pendidikan.

Berkaitan dengan tujuan komersial, sebuah kegiatan pameran diselenggarakan
dengan harapan karya yang dipamerkan terjual dan mendatangkan keuntungan bagi
pemilik karya atau penyelenggara pameran. 

Jika pameran bertujuan sosial kemanusiaan, maka dana hasil penjualan karya
akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti disumbangkan ke 
panti asuhan, masyarakat tidak mampu atau korban bencana alam. 

Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa di sekolah,
tujuan utama pameran disekolah adalah untuk mendapatkan apresiasi 
dan tanggapan dari pengunjung dalam rangka meningkatkan
kualitas berkarya selanjutnya serta peningkatan wawasan kesenirupaan.

C. MANFAAT PAMERAN
Penyelenggaraan pameran, khususnya di  sekolah memiliki manfaat :
1. Meningkatkan  kemampuan  siswa  dalam  mengapresiasi karya orang lain 
2. Menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya
    secara lebih objektif 
3. Memangkitkan motivasi siswa dalam berkarya seni rupa.  
4. Melatih kerja kelompok dan berorganisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan
   kegiatan pameran.

D. FUNGSI PAMERAN
Fungsi utama kegiatan pameran adalah sebagai alat komunikasi antara pencipta seni 
(seniman/perupa) dengan pengamat seni (apresiator).Perupa atau seniman mengomunikasikan
gagasan atau perasaannya dalam bentuk visual atau karya seni rupa.

E. JENIS PAMERAN
1. Berdasarkan tipe
    a. Fundraising, pameran yang bertujuan untuk penggalangan dana, baik yang bersifat
        mencari laba pribadi maupun amal yang disumbangkan ke sebuah lembaga untuk 
        kepentingan masyarakat.
    b.  Apresiasi, pameran yang bertujuan untuk kepentingan edukasi kepada masyarakat.
    c.  Festival/ Pesta, pameran yang bertujuan untuk menggalang kebersamaan seniman.
2. Berdasarkan karakter
    a. Pameran Tunggal, pameran yang menampilkan hanya karya seorang perupa.
    b. Pameran Bersama, pameran yang  menampilkan karya beberapa perupa atau 
         kelompok perupa
3. Berdasarkan waktu
    a. Pameran Tetap/ Permanen, merupakan pameran yang memiliki tempo tidak terbatas.
        pameran tersebut digelar terus menerus. Biasanya diadakan oleh museum atau galeri.
    b. Pameran Temporer/ Insidental, merupakan pameran yang mempunyai batas waktu
    c. Pameran Keliling, merupakan pameran temporer yang dilangsungkan secara bergilir
        dari satu tempat ke tempat yang lain.Contohnya pameran seni rupa Indonesia yang 
        digelar di beberapa negara di Eropa.
    d. Pameran Berkala, merupakan pameran yang digelar secara berkala.
        - Annual, pameran yang diselenggarakan setiap tahun
        - Biennial, pameran berkala dua tahunan
        - Triennial, pameran berkala tiga tahunan
         Contoh : Festival Kesenian Yogyakarta, Biennale Jakarta, Osaka Triennale di Jepang,
         Venice Biennale di Italia.

F. FORUM DISKUSI
Pameran merupakan kegiatan yang memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara perupa (pencipta  seni rupa ) dengan pengamat seni (apresiator). Dapatkah kalian menjelaskan faktor apa saja yang menyebabkan sebuah kegiatan pameran dikatakan berhasil?
(Berikan pendapat kalian dengan mengetikannya di kotak "Poskan Komentar" di  bagian bawah , bagi kalian yang telah memberikan pendapat, akan mendapatkan  poin nilai tambahan)

G. SEKARANG SAATNYA MENGERJAKAN QUIZ !
Setelah memahami materi diatas cobalah kerjakan quiz berikut ini !

INFORMASI

SELAMAT DATANG DI BLOG MAPEL SENI BUDAYA

Blog berkarya seni rupa ini diteruntukan siswa-siswi SMA/MA/SMK/MAK khususnya kelas XI terutama yang sudah menggunakan Kurikulum 2013. Blog ini berguna sebagai sumber belajar bagi siswa. Disamping siswa mendapatkan pelajaran di kelas oleh penjelasan guru, siswa juga bisa menambahkan informasi mengenai materi pameran seni rupa melalui blog ini.

Mudah-mudahan blog ini bisa membantu siswa dalam menambah wawasannya khususnya dalam bidang pendidikan.

Blog ini mencakup Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang berlaku untuk SMA/MA/SMK/MAK kelas XI mata pelajaran Seni Budaya/Rupa. 

KOMPETENSI INTI 3 ( PENGETAHUAN)

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 

 KOMPETENSI DASAR

 3.1. menganalisis perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pameran karya seni rupa

TUJUAN PEMBELAJARAN

 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi pameran seni rupa.
 2. Siswa mampu menjelaskan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan pameran seni rupa
www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com